Perawat Sasaran Kekecewaan di Pelayanan Kesehatan
Medianers ~ Berinteraksi selama 24 jam dengan pasien di layanan kesehatan terutama di rumah sakit membuat Perawat rasakan berbagai permasalahan dilematis. Apapun permasalahan dan kekecewaan pasien dan keluarga, hampir 90 persen tertuju pada Perawat. Dan, banyak kasus kekerasan baik verbal maupun fisik juga dialami Perawat.
Perawat Harus Serba Bisa
Ilustrasi / photo: kompasiana |
Bertugas sebagai Perawat di rumah sakit, Anda tidak saja harus menguasai teori dan praktik keperawatan saja, tapi juga harus bisa mengerjakan diluar kapasitas anda. Seperti, saat dinas malam tidak adanya cleaning service (cs). Maka tugas pokok cs Anda yang akan mengerjakannya. Kalau tidak, maka ruangan anda berantakan.
Dan, contoh kecil lainnya bila WC macet, listrik padam, kekurangan jumlah rawat inap sehingga tidak tertampungnya pasien akan dirawat, serta fasilitas lainnya maka komplain pasien dan keluarganya akan tertuju pada Perawat yang sedang dinas.
Sesumbar hal teknis demikian, bukanlah tugas pokok Perawat, tapi ada unit lain yang mengurusnya, Perawat hanya sebagai penyampai keluhan agar diperbaiki oleh unit lain. Berhubung Perawat adalah garda terdepan pelayanan, maka segala keluhan otomatis akan tertuju pada Perawat.
Keluhan demi keluhan terkait hal teknis akan banyak ditemui, termasuk hal diluar kapasitas Perawat, seperti pasien meninggal saat dalam perawatan. Hampir 90 persen, Perawat lah yang disalahkan. Mengapa tidak mampu memberikan hal terbaik dalam layanan. Dan, jangan harap Perawat bisa melempar tanggung jawab. Serta melempar permasalahan. Padahal kesembuhan dan perawatan pasien andil dari berbagai profesi, tapi entah kenapa, kalau gagal, maka Perawat nyaris tertuding, dan bila selamat, maka Perawat tak dianggap.(AntonWijaya)
No comments