Kepala Puskesmas Baros Dituding Menghina Profesi Perawat
Rangkasbitung--Sejumlah perawat yang bertugas di Puskesmas Baros, Kecamatan Warung-Gunung, mengadukan kepala Puskesmas Baros dr. Arie Purnomo kepada Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak, pada 21 April 2017.
Arie Purnomo dinilai arogan karena telah melalukan penghinaan terhadap profesi perawat dan mengancam akan memberhentikan perawat yang bertugas di puskesmas yang dipimpinnya.
Dalam surat pengaduan yang dilayangkan kepada kepala dinkes Lebak, para perawat membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk protes terhadap kepala puskesmas Baros yang bertindak arogan. Mereka meminta solusi terbaik kepada Dinkes Lebak karena ingin bekerja dengan aman, nyaman dan saling menghargai antar karyawan di Puskesmas Baros.
"Selama ini kita tidak nyaman dengan penghinaan yang disampaikan kepala puskesmas. Karenanya, kita mengadukan yang bersangkutan kepada kepala dinkes Lebak," kata Enah Nurjanah ketika dihubungi radar Banten, Senin (24/4) malam.
Menurut Enah, pada 24 Maret 2017 lalu, Arie Purnomo berbincang dilorong puskesmas dengan salah seorang karyawan puskesmas. Suara keduanya cukup keras sehingga terdengar oleh salah seorang perawat, Triady Heni Dewayani. Sedikitnya ada 3 (tiga) point yang dibicarakan kepala puskesmas Baros, yakni perawat di puskesmas pekerjaaannya tidak jelas. Kedua, dokter puskesmas mampu memberikan pelayanan tanpa bantuan perawat. Ketiga, Arie Purnomo mengungkapkan alasan kenapa bidan dan dokter diangkat menjadi aparatur sipil negara (ASN) karena tugasnya jelas, sedangkan perawat tugas dan wewenangnya tidak jelas.
"Perkataan tersebut jelas menyakiti para perawat yang bertugas di puskesmas Baros. Mereka siang malam bekerja melayani masyarakat, namun kerja kerasnya tidak dihargai pimpinannya sendiri," ujarnya.
Tidak hanya itu, pada 29 Maret 2017 Arie Purnomo mengancam perawat yang statusnya tenaga kerja sukarela (TKS) untuk dipecat tanpa alasan yang jelas. Bahkan, dia beberapa kali menyatakan bahwa perawat sebagai profesi tidak jelas, baik dari segi kewenangan maupun struktur organisasinya. Pengaduan yang kami sampaikan kepada kepala Dinkes Lebak merupakan akumulasi dari ketidaknyamanan perawat terhadap sikap arogan kepala puskesmas," jelasnya.
Enah mengaku, sudah dilakukan mediasi antara perawat dan kepala puskesmas. Namun, Arie Purnomo tidak pernah menyesal dan mengaku hanya memberikan support terhadap karyawan agar giat bekerja. Bahkan, dia pun tidak pernah meminta maaf atas apa yang telah dilakukannya terhadap karyawan, khususnya perawat di puskesmas Baros. "kami sudah pernah ke dinkes untuk menyampaikan aspirasi," jelasnya.
Kepala puskesmas Baros, Arie Purnomo ketika dikonfirmasi terkait tudingan para perawat yang dialamatkan kepadanya hanya menjawab singkat, "kalau belum tahu nyatanya, jangan menilai orang dari katanya," ungkap Arie kepada Radar Banten, singkat.
Kepala Dinkes Lebak Maman Sukirman belum dimintai keterangan terkait pengaduan dari para perawat di puskesmas Baros tersebut. Beberapa kali dihubungi, tetap tidak menjawab panggilan walaupun ponselnya aktif. (Radar Banten).
No comments